Muhasabah Media Meningkatkan Kualitas Iman. "Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah". (QS. Al-Insyiqaq [84]: 7-8). Jika kita amati secara mendalam, nampaknya Allah SWT. selalu mengirimkan hikmah dari i'tibar yang diperoleh dari bencana yang melanda dunia ini.
Ferdy Abdul Nasir berkataSebenarnya makna menghisab diri sendiri adalah kita senantiasa bermuhasabah atas diri kita misalnya sudah berkahkah hasil kita dari mana ana dapatkan? Dan dibelanjakan apa untuk keperluan apa, kemanakah kaki kita melangkah, kemana tujuan ana dan juga apa niat ana melakukan. Dengan demikian maka segala kegiatan baik finansial maupun perbuatan itu senantiasa di filter atau boleh dikata dihisab oleh kita sendiri agar tidak menambah beban dosa baik kecil/besar yg nanti akan menjadi bahan hisab di akherat kelak. Allahu a’lam bissawabi..
PerguruanPencaksilat Tradisional Beksi Sikut Bang Ito Mulai Bangkit Terus Sekarang(Jakarta, MADINA): Sekarang, Septembert 2016, Perguruan Pencaksilat Tradis
Umar bin Khaththab sering mengingatkan umat Islam untuk selalu melakukan muhasabah diri. "Hasibu qobla an tuhasabu." Artinya, hitunglah diri kalian sebelum datang hari perhitungan yang pandangan Hasan Al-Bashri, muhasabah akan meringankan hisab di hari akhir kelak. Sebab Allah swt. tidak pernah melewatkan satu perbuatan pun, melainkan telah tercatat di sisi-Nya."Allah mengumpulkan mencatat amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya" QS. Al-Mujadilah 6. Jadi tidak sepatutnya jika seorang muslim melewati hari-harinya tanpa melakukan muhasabah diri. Karena hanya dengan muhasabah itulah hati kita terjaga dari kelalaian, mulut terhindar dari mengucapkan keburukan, dan perbuatan kita akan terpelihara dari segala maksiat dan demikian, muhasabah perlu kita lakukan setiap hari. Mengenai waktunya, Ibnu Qayyim berkata, "Muhasabah itu dilakukan sebelum melakukan perbuatan dan setelah melakukan perbuatan." Demikian beliau terangkan dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul pandangan Ibnu Qudamah, seyogianya seorang muslim menyisihkan waktunya pada pagi dan sore hari untuk introspeksi diri. Dan ia menghitungnya sebagaimana para pedagang dengan rekan-rekannya menghitung keuntungan dan kerugian transaksi mereka setiap akhir perjalanan satu hari, kebaikan apa yang telah kita lakukan. Pun sebaliknya, keburukan atau dosa apa yang pernah kita perbuat. Dengan demikian, jika kita pandai menghisab diri, insya Allah kita akan terhindar atau paling tidak, meminimalisasi perbuatan pula yang dilakukan para sahabat Nabi. Mereka tidak pernah menutup malam kecuali telah melakukan muhasabah. Bahkan Abu Bakar pun menghisab dirinya wafatnya, Abu Bakar memanggil putrinya Aisyah. Ia berkata, "Sesungguhnya semenjak kita menangani urusan kaum muslimin, tidak pernah makan dari dinar dan dirham mereka. Yang kita makan adalah makanan yang keras dan sudah rusak" HR. Ahmad.Abu Bakar dan sahabat Nabi lainnya benar-benar serius menghisab diri. Hal tersebut tidak lain karena hadis Nabi yang berbunyi, "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara. Tentang umurnya untuk apa dihabiskannya. Tentang masa mudanya digunakan untuk apa. Tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu" Tirmidzi.
KumpulanVideo Syiar dan Dakwah | Halaman 3 - Hikmah Kesabaran Part 2 - Ustadz Shamsi Ali. 5 Manfaat Konsumsi Kurma. 5 Adab Berpuasa Ramadhan.
Sayidina Umar ibnu Khatab, ra. pernah menyatakan “Hasibu anfusakum qobla an tuhasabu.” Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, ini adalah dialektika seorang mukmin yang ingin meningkatkan kualitas hidup dengan mengintrospeksi diri. Sesungguhnya yang dimaksud dengan muhasabah menurut salah seorang ulama sufi, Abdillah al-Muhasibi, bahwa setiap Jiwa dihisab dengan akal, dan datangnya hisab itu berasal dari rasa takut akan kekurangan. Ketakutan atas sesuatu yang akan merugikan, serta adanya keinginan untuk mendapatkan orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS Al Hasyr 59 18Ujian, musibah dan cobaan, atau apapun istilahnya, sesungguhnya harus disikapi dengan sikap terbaik. Sebagai orang yang beriman kita harus yakin bahwa segala macam yang terjadi pada diri adalah tanda-tanda bahwa Allah menyayangi makhluk yang meyakini- Nya. Makin tinggi keimanan seseorang, maka makin tinggi pula ujian yang diberikan Allah kepadanya. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” QS Al Ankabut 292Sesungguhnya kewajiban bagi orang yang beriman untuk menyikapi segala bentuk takdir Allah, maka ketika diberikan kenikmatan sekecil apapun pasti akan bersyukur, dan manakala diuji dengan seberat apapun ujian pasti akan disikapi dengan sabar. Syukur dan sabar adalah sikap terbaik yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang beriman. Sikap tersebut tidak akan pernah muncul jika dalam diri ini tidak berusaha untuk ber”muhasabah”, satu sikap mengintrospeksi diri atas segala kejadian yang telah menimpa, dan sikap untuk memperbaiki kualitas diri agar mampu lebih survive pada masa yang akan datang. Muhasabah sendiri kelak akan mewariskan kualitas berpikir, kecerdasan, dan mendidik diri untuk bersikap terbai. Kemudian bersyukur atas segala kenikmatan yang telah Allah anugerahkan dan bersabar atas segala ujian yang Allah timpakan.
KITABHASIBU QOBLA AN TUHASABU QURASAN ISI 1 JILID CETAKAN PETHUK. Layanan Pelanggan. Bantuan; Metode Pembayaran; ShopeePay; Koin Shopee; Lacak Pesanan Pembeli; Lacak Pengiriman Penjual; Gratis Ongkir; Pengembalian Barang & Dana; garansi shopee; Hubungi Kami; JELAJAHI SHOPEE. Tentang Kami; Karir; Kebijakan Shopee; Kebijakan Privasi; Blog;
Umar bin Khaththab sering mengingatkan umat Islam untuk selalu melakukan muhasabah diri. "Hasibu qobla an tuhasabu." Artinya, hitunglah diri kalian sebelum datang hari perhitungan yang pandangan Hasan Al-Bashri, muhasabah akan meringankan hisab di hari akhir kelak. Sebab Allah swt. tidak pernah melewatkan satu perbuatan pun, melainkan telah tercatat di sisi-Nya. "Allah mengumpulkan mencatat amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya" QS. Al-Mujadilah 6. Jadi tidak sepatutnya jika seorang muslim melewati hari-harinya tanpa melakukan muhasabah diri. Karena hanya dengan muhasabah itulah hati kita terjaga dari kelalaian, mulut terhindar dari mengucapkan keburukan, dan perbuatan kita akan terpelihara dari segala maksiat dan demikian, muhasabah perlu kita lakukan setiap hari. Mengenai waktunya, Ibnu Qayyim berkata, "Muhasabah itu dilakukan sebelum melakukan perbuatan dan setelah melakukan perbuatan." Demikian beliau terangkan dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul pandangan Ibnu Qudamah, seyogianya seorang muslim menyisihkan waktunya pada pagi dan sore hari untuk introspeksi diri. Dan ia menghitungnya sebagaimana para pedagang dengan rekan-rekannya menghitung keuntungan dan kerugian transaksi mereka setiap akhir perjalanan satu hari, kebaikan apa yang telah kita lakukan. Pun sebaliknya, keburukan atau dosa apa yang pernah kita perbuat. Dengan demikian, jika kita pandai menghisab diri, insya Allah kita akan terhindar atau paling tidak, meminimalisasi perbuatan pula yang dilakukan para sahabat Nabi. Mereka tidak pernah menutup malam kecuali telah melakukan muhasabah. Bahkan Abu Bakar pun menghisab dirinya wafatnya, Abu Bakar memanggil putrinya Aisyah. Ia berkata, "Sesungguhnya semenjak kita menangani urusan kaum muslimin, tidak pernah makan dari dinar dan dirham mereka. Yang kita makan adalah makanan yang keras dan sudah rusak" HR. Ahmad.Abu Bakar dan sahabat Nabi lainnya benar-benar serius menghisab diri. Hal tersebut tidak lain karena hadis Nabi yang berbunyi, "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara. Tentang umurnya untuk apa dihabiskannya. Tentang masa mudanya digunakan untuk apa. Tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu" Tirmidzi.
Banjarmasin(29/12 2021) Bertempat di Mushola Al Ihsan Bidang Kerohanian Islam Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinisi Kalimantan Selatan melaksanakan kegiatan pembinaan mental pegawai berupa pengajian rutin bulanan.
Home Arsip Syiar Selasa, 29 Mei 2018 - 1330 WIBloading... A A A Sahabat Umar RA mengingatkan kita, Hasibu anfusakum qobla an tuhasabu. “Hisablah evaluasilah diri kalian sebelum kalian dihisab. Ramadhan ini merupakan bulan kebajikan. Setiap mukmin diajak untuk berbuat baik kapan saja. Secara khusus, Rasullah SAW menjadi lebih baik lagi di bulan Ramadhan, karena ini adalah bulan kebajikan dalam segala hal. Seorang mukmin yang sadar akan berusaha terus menerus meningkatkan amal kebajikan di bulan Ramadhan.gar ramadhan Video Terkini More 21 jam yang lalu 23 jam yang lalu 23 jam yang lalu 1 hari yang lalu 2 hari yang lalu 2 hari yang lalu Artikel Terkini More 29 menit yang lalu 37 menit yang lalu 1 jam yang lalu 2 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu
CNh34RI. c0fc5wgpnk.pages.dev/472c0fc5wgpnk.pages.dev/199c0fc5wgpnk.pages.dev/37c0fc5wgpnk.pages.dev/28c0fc5wgpnk.pages.dev/241c0fc5wgpnk.pages.dev/254c0fc5wgpnk.pages.dev/76c0fc5wgpnk.pages.dev/201
hasibu qobla an tuhasabu